BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya atau sesuai kodratnya,
manusia adalah makhluk social atau bermasyarakat yang menurut aristoteles
disebut sebagai “zoon politicon”.
Makhluk social atau bermasyarakat pada dasarnya tidak bisa hidup wajar dengan
menyendiri karena, hampir sebagian besar tujuannya ternyata dapat terpenuhi
apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau orang lain. Dalam usahanya
untuk bermasyarakat manusia membentuk suatu kelompok atau organisasi untuk
mencapai suatu kepuasan (lahir dan batin) serta peningkatan diri.
Kelompok atau organisasi itu kemudian menjadi himpunan manusia dengan
berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga ada yang sangat
menonjol dan diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar
anggota-anggotanya, terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan ia adalah pemimpin.
Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kelompok. Gaya dan
proses kepemimpinan seseorang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba
membahas apa itu kepemimpinan, teori- teori kepemimpinan dan jenis, fungsi
serta tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2.
Teori-teori apa saja yang melandasinya?
3.
Apa yang dimaksud dengan pemimpin formal
dan informal?
4.
Apa fungsi pemimpin?
5.
Apa saja tipe-tipe pemimpin?
1.3
Tujuan
Masalah
Pada dasarnya tujuan penulisan
makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah psikologi sosial. Adapun tujuan khusus
pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui dan memahami apa itu
kepemimpinan.
2.
Untuk mengetahui dan memahami
teori-teori yang ada dalam pemimpin dan kepemimpinan
3.
Untuk mengetahui dan memahami apa itu
pemimpin formal dan pemimpin informal
4.
Untuk mengetahui dan memahami
fungsi-fungsi pemimpin
5.
Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe
pemimpin
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk
mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Dan kepemimpinan adalah suatu gaya atau proses mempengaruhi orang
lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sesuatu
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Berikut ini
terdapat beberapa definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli diantaranya
yaitu:
1.
Tead; Terry; Hoyt (Aniatih :
2014)
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.
George R.
Terry (Aniatih :
2014)
Kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain
untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3.
Sutisna (Mulyasa, 2012 : 107)
Kepemimpinan
sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah
pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
4.
Soepardi (Mulyasa, 2012 : 107)
Kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan
menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media
manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif
dan efisien.
Dari beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.2 Teori – teori pemimpin dan kepemimpinan
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin adalah:
a. Pengetahuan umum
yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan
b. Sifat inkuisitif,
rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,
ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang
baik, kapasitas integratif
c. Kemampuan untuk
bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang
urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara
efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan
(antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara
sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral
dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri
atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang
menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan
merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
a.
konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan
bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan
kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.
b.
berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin
yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin
menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi
kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,
perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya
terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan
perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi
dan gaya kepemimpinan.
3.
Teori Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu adalah:
a.
Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
b.
Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
c.
Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d.
Norma yang dianut kelompok
e.
Rentang kendali
f.
Ancaman dari luar organisasi
g.
Tingkat stress
h.
Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi
yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntutan situasi tertentu.
2.3 Pemimpin formal dan informal
Kartono (Deka Firhansyah : 2014) memberikan rujukan
bahwa yang dimaksud pemimpin formal adalah orang yang oleh
organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan
keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk
mencapai sasaran organisasi.
Sedangkan Pemimpin informal
adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namum
karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas kepribadian, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku
suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Untuk mengetahui apa saja perbedaan
antara pemimpin formal dan pemimpin informal maka kita bisa lihat dari
ciri-ciri pemimpin formal dan pemimpin informal
1.
Ciri-ciri
Pemimpin Formal :
a.
Berstatus sebagai pemimpin selama masa
bakti/jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal oleh penunjukan pihak yang
berwenang (ada legitimasi).
b.
Sebelum pengangkatannya, dia harus
memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih dahulu.
c.
Ia diberi dukungan oleh organisasi formal
untuk menjalankan tugas kewajibannya. Karena itu dia selalu memiliki
atasan/superiors.
d.
Dia mendapatkan balas jasa materil dan
immateril tertentu, serta emolument (keuntungan ekstra, penghasilan sampingan)
lainnya.
e.
Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan
pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
f.
Apabila dia melakukan
kesalahan-kesalahan, dia akan dikenai sanksi dan hukuman.
g.
Selama dia menjabat kepemimpinan, dia
diberi kekuasaan dan wewenang antara lain untuk merumuskan kebijakan,
memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman atau petunjuk,
mengalokasikan jabatan dan penempatan pegawai.
2.
Ciri-ciri
Pemimpin Informal :
a. Tidak
memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
b. Kelompok
rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya, dan mengakuinya sebagai pemimpin.
c. Dia
tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya.
d. Tidak
dapat di mutasikan, tidak ada promosi, dan tidak memiliki atasan. Dia tidak
perlu memenuhi persyaratan formal
e. Biasanya
tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu diberikan secara
sukarela.
f. Apabila
dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat hukum, hanya saja kepercayaan dan
respek orang terhadap dirinya berkurang, pribadinya tidak tidak diakui atau
ditinggalkan pengikutnya.
g. Status
kepemimpinannya berlangsung selama yang bersangkutan masih mau mengakui dan
menerima pribadinya.
Pengaruh
pemimpin informal ini dapat positif, namun juga dapat negatif, demikian juga
peranan sosialnya di tengah masyarakat. Peranan sosialnya dalam memberikan
pengaruh berupa sugesti, larangan, dan dukungan kepada masyarakat luas untuk
menggerakkan atau berbuat sesuatu besaran peranan itu tergantung pada besar
kecilnya dampak sosial yang disebabkan oleh kepemimpinannya, serta tinggi
rendahnya status sosial yang diperolehnya. Status sosial ini pada umumnya
dicapai karena beberapa faktor dibawah ini:
a. Keturunan,
misalnya keturunan bangsawan (darah biru) orang kaya.
b. Karena
ia memiliki kekayaan yang diperolehnya sendiri.
c. Pengalaman
hidup yang lebih banyak sehingga ia memiliki kualitas dan keterampilan teknis
tertentu.
d. Memiliki
sifat kharismatik dan ciri-ciri herediter unggul lainnya.
e. Jasa-jasa
yang diberikan oleh pengikutnya. Jadi ada partisipasi sosial yang tinggi dan
fungsinya dapat mempengaruhi serta dapat menggerakkan pengikutnya.
Jadi,
secara efisien pemimpin formal dan pemimpin informal dinyatakan dapat menduduki
jabatan kepemimpinannya disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu,
seperti penunjukan melalui musyawarah, karena warisan atau garis keturunan,
karena kelebihannya memiliki beberapa kualitas pribadi, dan karena kebutuhan
zaman atau tuntutan situasi dan kondisi pada saat itu.
2.4 Fungsi pemimpin
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi
sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan
tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal
tersebut, menurut Hadari Nawawi (Aynul : 2009), fungsi kepemimpinan berhubungan
langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar
situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial
kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi
memiliki dua dimensi yaitu:
1.
Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada
tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2. Dimensi yang
berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin
dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Sehubungan
dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a.
Fungsi Instruktif.
Pemimpin
berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan
melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan
dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
b.
Fungsi konsultatif.
Pemimpin
dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c.
Fungsi Partisipasi.
Dalam menjalankan
fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya,
baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota
kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan
posisi masing-masing.
d.
Fungsi Delegasi
Dalam
menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat
atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan sesorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus
diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan
oleh seorang pemimpin seorang diri.
e.
Fungsi Pengendalian.
Fungsi
pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan
fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian
menurut Yuki (Aynul : 2009) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan
mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan
memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat
dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi.
Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau
kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian
sasaran.
Jadi, Fungsi
kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu
menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan
menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.
2.5 Tipe pemimpin
Secara teoritis tipe kepemimpinan dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk yaitu:
1.
Tipe Otoriter
Tipe ini merupakan tipe kepemimpinan
yang menempatkan kekuasaan ditangan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang
yang disebut atasan sebagai penguasa atau penentu yang tidak dapat diganggu
gugat dan orang yang lain (bawahan) harus tunduk pada kekuasaannya dibawah
ancaman dan hukuman sebagai alat dalam menjalankan kepemimpinannya. Bagi
bawahan tidak ada kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan pendapat.
Instruksi atau perintah atasan tidak boleh ditafsirkan, tapi harus dilaksanakan
secara tertib dan konsekuen tanpa kesalahan.
2.
Tipe Laissez-Faire
Tipe ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan
otoriter. Dalam realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk mengambil keputusan secara
perseorangan. Pemimpin hanya berfungsi sebagai penasihat. Akibatnya, sasaran
kerja menjadi simpang siur. Dan akhirnya pemimpin hanya menjadi “pelayan” para
anggota.
3. Tipe
Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan
manusia sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dengan
yang dipimpin didasari prinsip yang saling menghargai dan menghormati. Kegiatan
kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan
kemampuan pemimpin pada setiap anggota kelompok suatu peran dan posisinya.
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah,
yang berusaha memanfaatkan setiap anggota untuk kepentingan dan kemajuan
organisasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, dan memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Dalam kepemimpinan terdapat tiga teori yang melandasi seseorang dalam memimpin
suatu organisasi atau kelompok. Teori teresebut meliputi:
1. Teori Sifat
2. Teori Perilaku
3. Teori Situasional
Pemimpin formal adalah orang yang oleh
organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan
keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk
mencapai sasaran organisasi. Sedangkan
Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan
formal sebagai pemimpin, namum karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas
kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi
kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat tertentu.
Menurut
Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok
kepemimpinan, yaitu:
1.
Fungsi Instruktif
2.
Fungsi Konsultatif
3.
Fungsi Partisipasi
4.
Fungsi Delegasi dan,
5.
Fungsi Pengendalian
Sedangkan tipe pemimpin sendiri terdiri dari:
1. Tipe
Otoriter
2. Tipe
Laissez-faire
3. Tipe
Demokratis
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi
kami selaku penyusun dan para pembaca sekalian. Diharapkan untuk para pembaca
tidak hanya membaca tetapi juga memahami dan mengimplementasikannya dalam dunia
pendidikan dan untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan saran
kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar kami selaku penyusun bisa
memperbaki kekurangan-kekurangan dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Aniatih. 2014. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan.[online].
Tersedia:
Anonim. Teori pemimpin
dan kepemimpinan. [online]. Tersedia: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.htm
[13
Desember 2014]
Aynul. 2009. Fungsi pemimpin. [online]. Tersedia: http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html
[24
Desember 2014]
Firhansyah Deka. 2014. Pemimpin formal dan informal. [online].
Tersedia: http://dekafirhansyah94.blogspot.com/2014/08/perbedaan-pemimpin-formal-dan-pemimpin.html [24 Desember 2014]
Gunawan H. Ary. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka
cipta
Mulyasa E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung :
Remaja rosda karya.
terima kasih sudah menjadikan tulisan saya bahan referensi. salam kenal
BalasHapus