Sabtu, 21 Maret 2015

PEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya atau  sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk social atau bermasyarakat yang menurut aristoteles disebut sebagai “zoon politicon”. Makhluk social atau bermasyarakat pada dasarnya tidak bisa hidup wajar dengan menyendiri karena, hampir sebagian besar tujuannya ternyata dapat terpenuhi apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau orang lain. Dalam usahanya untuk bermasyarakat manusia membentuk suatu kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu kepuasan (lahir dan batin) serta peningkatan diri.
Kelompok atau organisasi itu kemudian menjadi himpunan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga ada yang sangat menonjol dan diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar anggota-anggotanya, terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan ia adalah pemimpin.
Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kelompok. Gaya dan proses kepemimpinan seseorang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba membahas apa itu kepemimpinan, teori- teori kepemimpinan dan jenis, fungsi serta tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok.


1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2.    Teori-teori apa saja yang melandasinya?
3.    Apa yang dimaksud dengan pemimpin formal dan informal?
4.    Apa fungsi pemimpin?
5.    Apa saja tipe-tipe pemimpin?
1.3    Tujuan Masalah
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah psikologi sosial. Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui dan memahami apa itu kepemimpinan.
2.    Untuk mengetahui dan memahami teori-teori yang ada dalam pemimpin dan kepemimpinan
3.    Untuk mengetahui dan memahami apa itu pemimpin formal dan pemimpin informal
4.    Untuk mengetahui dan memahami fungsi-fungsi pemimpin
5.    Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe pemimpin



BAB II
PEMBAHASAN
  
2.1    Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Dan kepemimpinan adalah suatu gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sesuatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Berikut ini terdapat beberapa definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli diantaranya yaitu:
1.    Tead; Terry; Hoyt (Aniatih : 2014)
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

2.    George R. Terry (Aniatih : 2014)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3.    Sutisna (Mulyasa, 2012 : 107)
Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.

4.    Soepardi (Mulyasa, 2012 : 107)
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2.2    Teori – teori pemimpin dan kepemimpinan
1.    Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan  bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin adalah:
a.    Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan

b.    Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif

c.    Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.  
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2.    Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.       konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri  ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

b.      berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.

3.    Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah:
a.       Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
b.      Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
c.       Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d.      Norma yang dianut kelompok
e.       Rentang kendali
f.       Ancaman dari luar organisasi
g.      Tingkat stress
h.      Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.

2.3    Pemimpin formal dan informal
Kartono (Deka Firhansyah : 2014) memberikan rujukan bahwa yang dimaksud pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi.
Sedangkan Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namum karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat tertentu. Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara pemimpin formal dan pemimpin informal maka kita bisa lihat dari ciri-ciri pemimpin formal dan pemimpin informal
1.    Ciri-ciri Pemimpin Formal :
a.    Berstatus sebagai pemimpin selama masa bakti/jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada legitimasi).
b.    Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih dahulu.
c.    Ia diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya. Karena itu dia selalu memiliki atasan/superiors.
d.   Dia mendapatkan balas jasa materil dan immateril tertentu, serta emolument (keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
e.    Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
f.     Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia akan dikenai sanksi dan hukuman.
g.    Selama dia menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang antara lain untuk merumuskan kebijakan, memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman atau petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan pegawai.

2.    Ciri-ciri Pemimpin Informal :
a.    Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
b.    Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya, dan mengakuinya sebagai pemimpin.
c.    Dia tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.
d.   Tidak dapat di mutasikan, tidak ada promosi, dan tidak memiliki atasan. Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal
e.    Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu diberikan secara sukarela.
f.     Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat hukum, hanya saja kepercayaan dan respek orang terhadap dirinya berkurang, pribadinya tidak tidak diakui atau ditinggalkan pengikutnya.
g.    Status kepemimpinannya berlangsung selama yang bersangkutan masih mau mengakui dan menerima pribadinya.

Pengaruh pemimpin informal ini dapat positif, namun juga dapat negatif, demikian juga peranan sosialnya di tengah masyarakat. Peranan sosialnya dalam memberikan pengaruh berupa sugesti, larangan, dan dukungan kepada masyarakat luas untuk menggerakkan atau berbuat sesuatu besaran peranan itu tergantung pada besar kecilnya dampak sosial yang disebabkan oleh kepemimpinannya, serta tinggi rendahnya status sosial yang diperolehnya. Status sosial ini pada umumnya dicapai karena beberapa faktor dibawah ini:
a.    Keturunan, misalnya keturunan bangsawan (darah biru) orang kaya.
b.    Karena ia memiliki kekayaan yang diperolehnya sendiri.
c.    Pengalaman hidup yang lebih banyak sehingga ia memiliki kualitas dan keterampilan teknis tertentu.
d.   Memiliki sifat kharismatik dan ciri-ciri herediter unggul lainnya.
e.    Jasa-jasa yang diberikan oleh pengikutnya. Jadi ada partisipasi sosial yang tinggi dan fungsinya dapat mempengaruhi serta dapat menggerakkan pengikutnya.

Jadi, secara efisien pemimpin formal dan pemimpin informal dinyatakan dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu, seperti penunjukan melalui musyawarah, karena warisan atau garis keturunan, karena kelebihannya memiliki beberapa kualitas pribadi, dan karena kebutuhan zaman atau tuntutan situasi dan kondisi pada saat itu.


2.4    Fungsi pemimpin
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1.    Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2.    Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (Aynul : 2009), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1.    Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2.    Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a.    Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

b.    Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

c.    Fungsi Partisipasi.
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

d.   Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan sesorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

e.    Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Kemudian menurut Yuki (Aynul : 2009) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.
Jadi, Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.

2.5    Tipe pemimpin
Secara teoritis tipe kepemimpinan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
1.    Tipe Otoriter
Tipe ini merupakan tipe kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan ditangan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang yang disebut atasan sebagai penguasa atau penentu yang tidak dapat diganggu gugat dan orang yang lain (bawahan) harus tunduk pada kekuasaannya dibawah ancaman dan hukuman sebagai alat dalam menjalankan kepemimpinannya. Bagi bawahan tidak ada kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan pendapat. Instruksi atau perintah atasan tidak boleh ditafsirkan, tapi harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen tanpa kesalahan.

2.    Tipe Laissez-Faire
Tipe ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Dalam realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk mengambil keputusan secara perseorangan. Pemimpin hanya berfungsi sebagai penasihat. Akibatnya, sasaran kerja menjadi simpang siur. Dan akhirnya pemimpin hanya menjadi “pelayan” para anggota.

3.    Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin didasari prinsip yang saling menghargai dan menghormati. Kegiatan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kemampuan pemimpin pada setiap anggota kelompok suatu peran dan posisinya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, yang berusaha memanfaatkan setiap anggota untuk kepentingan dan kemajuan organisasi


BAB III
PENUTUP
 
3.1    Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, dan memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dalam kepemimpinan terdapat tiga teori yang melandasi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau kelompok. Teori teresebut meliputi:
1.    Teori Sifat
2.    Teori Perilaku
3.    Teori Situasional

Pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangkan Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namum karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat tertentu.
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1.    Fungsi Instruktif
2.    Fungsi Konsultatif
3.    Fungsi Partisipasi
4.    Fungsi Delegasi dan,
5.    Fungsi Pengendalian
Sedangkan tipe pemimpin sendiri terdiri dari:
1.    Tipe Otoriter
2.    Tipe Laissez-faire
3.    Tipe Demokratis


3.2    Saran
Semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan para pembaca sekalian. Diharapkan untuk para pembaca tidak hanya membaca tetapi juga memahami dan mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan dan untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar kami selaku penyusun bisa memperbaki kekurangan-kekurangan dari makalah ini


DAFTAR PUSTAKA
 
Aniatih. 2014. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan.[online]. Tersedia:

Anonim. Teori pemimpin dan kepemimpinan. [online]. Tersedia: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.htm
[13 Desember 2014]

Aynul. 2009. Fungsi pemimpin. [online]. Tersedia: http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html 
[24 Desember 2014]

Firhansyah Deka. 2014. Pemimpin formal dan informal. [online]. Tersedia: http://dekafirhansyah94.blogspot.com/2014/08/perbedaan-pemimpin-formal-dan-pemimpin.html   [24 Desember 2014]

Gunawan H. Ary. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka cipta

Mulyasa E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja rosda karya.




1 komentar:

  1. terima kasih sudah menjadikan tulisan saya bahan referensi. salam kenal

    BalasHapus