Sabtu, 22 Februari 2014

Contoh Penelitian Tindakan Kelas



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Salah satu fungsi pembelajaran matematika menurut kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) adalah “mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaam matematika, diagram, grafik, atau table”. Berdasarkan fungsi tersebut, salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2004 adalah “mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan”.
Kemampuan untuk mengkomunikasikan dalam bahasa matematika masih sangat kurang dikuasai oleh sebagian siswa yang duduk di bangku sekolah dasar. Sebagian besar siswa merasa takut bila berhadapan dengan pembelajaran matematika, sehingga banyak menimbulkan permasalahan bagi guru, baik dalam proses maupun dalam hasil pembelajaran matematika.
Pada umumnya pelaksanaan proses belajar mengajar masih menggunakan strategi belajar konvensional dengan pendekatan ekspositorik, ceramah dan drill. Tingkat partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Pembelajaran matematika di sekolah belum menampilkan pembelajaran yang kreatif, menantang daya nalar dan daya kreasi anak, belum banyak mengaitkan permasalahan nyata di sekitar siswa sebagai jembatan dalam membangkitkan kebutuhan siswa untuk mempelajari substansi materi tertentu, juga sebaliknya materi pembelajaran belum banyak digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru sangat dominan dan begitu gemar menggunakan strategi ekspositorik. Pembelajaran matematika menjadi membosankan, monoton, menegangkan, dan tidak bermakna.
Dari pengamatan di lapangan terhadap kreativitas anak yang terjadi dalam pembelajran di SD. Masalah yang ditemukan yaitu kreativitas anak umumnya, khususnya kreativitas pada fungsi divergen yang terdiri dari ciri krativitas kognitif dan kreativitas afektif, didasarkan belum muncul dalam pembelajaran secara maksimal. Hal tersebut terlihat masih adanya dominasi guru dalam melakukan aktivitas belajar, kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi hasil pengalamannya dan kurangnya penggunaan media/ alat peraga dalam pembelajarannya. Untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran matematika. Pendekatan Pakem dapat merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut diatas, dengan pendekatan PAKEM, belajar dimaknai sebagai proses aktif untuk membangun pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh si Pembelajar, dengan memperhatikan dan mengembangkan rasa ingin tahu dan imajinasi anak, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dengan indicator; perhatian terhadap tugas besar, hasil belajar meningkat, senang belajar, dan belajar seumur hidup.

B.  Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah tentang “meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada siswa kelas V SDN 2 Pegagan Kidul TA 2013/2014”. Dari Latar belakang di atas maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: “Apakah pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar matematika”?

C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan PAKEM pada Siswa Kelas V di SDN 2 Pegagan Kidul TA 2013/2014”.

D.  Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika dapat dilakukan dengan menggunakan metode belajar PAKEM

2.    Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a.    Siswa :
1)   Dapat menumbuhkan minat belajar siswa
2)   Menciptakan suasana bermain sambil belajar
3)   Menumbuh kembangkan kreativitas siswa dalam belajar matematika
4)   Diharapkan dapat meningkatkan belajar siswa

b.    Guru:
1)   Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
2)   Menambah wawasan dalam strategi pembelajaran
3)   Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar











BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.  Dekripsi Teoritik
1.    Tinjauan tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
a.    Pengertian PAKEM
Pembelajaran PAKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan.
1)   Pembelajaran Aktif
Pembelajaran berpusat pada siswa (learning oriented), proses pembelajaran benar-benar mengarahkan bagaimana siswa belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Siswa berperan secara aktif dalam proses bagaimana mempelajari bahan.

2)   Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran yang memberikan ruang pada siswa untuk memunculkan kreatifitasnya dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya

3)   Pembelajaran Efektif
Efektif dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang ditempuh secara aktif, kreatif dan menyenangkan itu diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektifitas pembelajaran ditentukan oleh sejauhmana tujuan pembelajaran dapat dicapai.

4)   Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan adalah penyajian pembelajaran dalam bentuk permainan yang kreatif yang dikemas dalam Suasana yang menggembirakan.
Jadi, PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil berkerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
b.    Kelebihan dan kekurangan dalam metode PAKEM
1)   Kelebihan dalam metode PAKEM
a)    Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup
b)   Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
c)    Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
d)   Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
e)    Pakem menghargai potensi semua siswa
f)    Program untuk meningkatkan pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
2)   Kekurangan dalam metode PAKEM
Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan, pintar/kurang pintar,social,ekonomi tinggi/rendah
a)    Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup
b)   Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar
c)    Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
d)   Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam
e)    Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup

2.    Tinjauan Tentang Hasil Belajar
a.    Pengertian Belajar
Menurut Bell-Gredler (1986:1) “Belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam Kemampuan(competencies), ketrampilan (skill), dan sikap (attitudies)”. Sedangkan menurut Fontana (1981) “Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman”. Menurut Gagne (1985) “Belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan”.

b.    Definisi hasil belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya. Menurut Sudjana (2001)
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa “hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa”. Menurut Nasution (2006:36) “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) “hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadanya evaluasi, Mulyasa (2007) menyatakan bahwaEvaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

c.    Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Djamarah (2003) menyatakan bahwa “berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor dari luar individu”. Clark (Sabri: 2005) mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa 70% hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar (Nasution dalam Djamarah, 2002) adalah:
1)   Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi. Lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)    Lingkungan alami                             
     Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa berada dalam arti lingkungan fisik. Yang termasuk lingkungan alami adalah lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bermain

b)   Lingkungan sosial
     Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidup bersama atau homo socius. Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku dalam masyarakat tempat siswa tinggal mengikat perilakunya untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum. Contohnya ketika anak berada di sekolah, ia menyapa guru dengan sedikit membungkukkan tubuh atau memberi salam.

2)   Faktor instrumental
Setiap penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan instruksional yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat kelengkapan atau instrumen dalam berbagai bentuk dan jenis. Instrumen dalam pendidikan dikelompokkan menjadi:
a)    Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

b)   Program
Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia; baik tenaga, finansial, sarana, dan prasarana.

c)    Sarana dan fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Sebagai contoh, gedung sekolah yang dibangun atas ruang kelas, ruang konseling, laboratorium, auditorium, ruang OSIS akan memungkinkan untuk pelaksanan berbagai program di sekolah tersebut. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus disediakan oleh sekolah. Hal ini merupakan kebutuhan guru yang harus diperhatikan. Guru harus memiliki buku pegangan, buku penunjang, serta alat peraga yang sudah harus tersedia dan sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai dengan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fasilitas mengajar sangat membantu guru dalam menunaikan tugas mengajar di sekolah.

d)   Guru
Guru merupakan penyampai bahan ajar kepada siswa yang membimbing siswa dalam proses penguasaan ilmu pengetahuan di sekolah. Perbedaan karakter, kepribadian, cara mengajar yang berbeda pada masing-masing guru, menghasilkan kontribusi yang berbeda pada proses pembelajaran.

3)   Faktor internal
a)    Fisiologis
Merupakan faktor internal yang berhubungan dengan proses-proses yang terjadi pada jasmaniah
(1) Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis umunya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan berlainan belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah.
(2) Kondisi panca indera
Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada kondisi indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa mempengaruhi hasil belajar. Anak yang memilki hambatan pendengaran akan sulit menerima pelajaran apabila ia tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

b)   Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri individu yang
berhubungan dengan rohaniah. Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
(1) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memerintahkan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

(2) Kecerdasan
Kecerdasan berhubungan dengan kemampuan siswa untuk beradaptasi, menyelesaikan masalah dan belajar dari pengalaman kehidupan. Kecerdasan dapat diasosiasikan dengan intelegensi. Siswa dengan nilai IQ yang tinggi umumnya mudah menerima pelajaran dan hasil belajarnya cenderung baik.

(3) Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.

(4) Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

(5) Kemampuan kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan pengetahuan, ingatan, pemahaman dan lain-lain.

d.   Jenis-jenis hasil belajar
Bloom (dalam Sudjana 2005) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
1)   Ranah kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:
a)    Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat.

b)   Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.

c)    Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

d)   Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

e)    Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.

f)    Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.

2)   Ranah afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

3)   Ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

3.    Tinjauan tentang Matematika
a.    Pengertian Matematika
Menurut Roy Hollands (1995: 81) ”Matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang". The Liang Gie (1999: 23), mengutip pendapat seorang ahli matematika bernama Charles Edwar Jeanneret yang mengatakan: ”Mathematics is the majestic structure by man to grant him comprehension of the universe”, yang artinya matematika adalah struktur besar yang dibangun oleh manusia untuk memberikan pemahaman mengenai jagat raya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007:723) matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.  James (dalam Suherman 2001: 16) menyatakan bahwa:
Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang definisi matematika di atas, maka dapat dikemukakan bahwa matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang memiliki struktur besar yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.

b.    Hasil Belajar Matematika
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin, 8:2011) bahwa: Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari definisi di atas, serta definisi-definisi tentang belajar, hasil belajar, dan matematika, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.

B.  Kerangka Pemikiran
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada disekolah dasar. Tidak semua siswa senang jika mendengar nama matematika. Oleh karena itu jika dirata-ratakan, hasil ulangan matematika disetiap sekolah masih berada dibawah standar ketuntasan belajar minimal atau kurang dari 6,0 demikian fenomena yang terjadi hampir disemua sekolah. Matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan, membosankan dengan bapak/ibu guru yang seram. Gambaran diatas adalah yang terjadi dilapangan. Proses belajar yang semuanya berpusat pada guru (teacher centered) siswa cukup mendengarkan, kemudian mengerjakan soal tes. Hasil yang diperoleh siswa dijadikan sebagai dasar keberhasilan pembelajaran tanpa ingin tahu apakah siswa benar-benar memahami materi yang diberikan berdasarkan kreaifitasnya ataukah hasil menjiplak.
Berdasarkan deskripsi diatas maka timbul keinginan untuk merubah sikap siswa yang takut terhadap matematika menjadi sikap senang akan matematika. Langkah pertama adalah dari guru/pendidiknya. Sikap yang menampakan adanya kerja sama, dan menyenangkan dalam arti belajar sambil bermain sehingga siswa tidak tegang, perlu diupayakan untuk merubah paradigma yang terjadi pada siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan. Jika siswa sudah senang terhadap guru/pendidiknya diharapkan siswa akan senang terhadap pelajaran yang diberikannya.

C.  Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, serta tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
“ Jika diterapkan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran matematika, maka dapat memberikan proses pembelajaran yang bermakna dan berharga dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa”.
                                         





BAB III
METODE PENELITIAN


A.  Setting Penelitian
1.    Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Tahun Pelajaran 2012/2013 dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

2.    Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Adapun pertimbangan peneliti dalam menetapkan tempat uji coba penelitian adalah, bahwa di SDN 2 Pegagan Kidul bersifat terbuka (open minded) dalam upaya menerima inovasi pendidikan.

3.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V semester II SDN 2 Pegagan Kidul tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 38 orang terdiri atas laki-laki 21 orang dan perempuan 17 orang.

4.    Obyek Penelitian
Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matemetika di kelas V semester II dengan menggunakan metode pembelajaran PAKEM.


B.  Desain dan Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptik analitik. Metode ini berusaha memahami situasi dan kondisi yang dihadapi saat dilakukan penelitian, selain itu berusaha mencari makna yang terkandung dibelakang perbuatan untuk dapat memahami dan menguasai masalah dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus.  Penelitian ini bersifat kualitatif. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya peneliti melakukan kolaborasi dengan guru untuk mencari atau menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam strategi pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

C.  Definisi Oprasional
Definisi operasional dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.    Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya

2.    Model PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil berkerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

D.  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.    Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan dan untuk mengetahui kondisi awal siswa

2.    Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

3.    Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup

4.    Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini

E.  Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik karena penelitian ini bertujuan unuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas V semester II SDN 2 Pegagan Kidul. Tahun Pelajaran 2012/2013  dengan penjelasan sebagai berikut:
1.    Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan.

2.    Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan hasil catatan lapangan yang diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan pendekatan PAKEM, yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep materi yang diajarkan dan perubahan tingkah laku yang menyertainya

F.   Prosedur Penelitian
Langkah –langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SDN 2 Pegagan Kidul dengan mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1.    Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti merencanakan beberapa tindakan diantaranya:
a.    Menyusun RPP dengan model pembelajaran PAKEM
b.    Menyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
c.    Membuat  soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
d.   Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.
e.    Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
2.    Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah terdapat pada RPP. Pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ditekankan pada implementasi Strategi Pembelajaran PAKEM yakni meliputi:
a.    Siklus I
Pada siklus I, kegiatan yang dilakukan peneliti di kelas mencakup:
1)   Mengkondisian siswa pada situasi pembelajaran
2)   Penyampaian tujuan dan menjelaskan langkah–langkah pembelajaran
3)   Penyampaian materi dengan cara mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari- hari
4)   Mengadakan  tanya jawab dan  membimbing jalannya diskusi tentang materi yang diajarkan
5)   Menyimpulkan  pelajaran dan mengadakan post test

b.    Siklus II
Pada siklus ini, kegiatan di kelas tidak jauh beda pada siklus pertama, yang membedakan hanya pada penyampaian materinya, dimana dalam penyampaian materinya ini lebih divariasikan dengan tujuan dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar. Adapun variasi pembelajaran yang digunakan peneliti dalam hal ini yaitu dengan menggunakan games dan media pembelajaran


3.    Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu kegiatan belajar siswa.

4.    Refleksi
a.    Siklus I
Tahap refleksi pada siklus pertama yaitu dengan menggunakan games dan media pembelajaran dalam penyampaian materinya agar siswa mempunyai minat dan perhatian terhadap materi yang di ajarkan.

b.    Siklus II
Tahap refleksi pada siklus kedua yaitu dengan menggunakan media, games dan demonstrasi agar hasil belajar siswa menjadi meningkat. 










DAFTAR PUSTAKA

Nuraeni. April 2009. Jurnal Penerapan PAKEM dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika. No 11. [online] Tersedia:
[14 Februari 2014]
Reprository Universitas Sumatra Utara.2011. Hasil Belajar. [online]. Tersedia:    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23246/3/Chapter%20II.pdf
[14 Februari 2014]
Rosalina Mitha. 2011. Model pembelajaran PAKEM. [online]. Tersedia: http://mitharosalina.wordpress.com/2011/11/12/model-pembelajaran-pakem/
[14 Februari 2014]
Sholihin Ibnu Ubaydillah. 2013. Hakikat Hasil Belajar Matematika. [online]. Tersedia: http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat-hasil-belajar.html
[14 Februari 2014]
Sudarman Adang. 2012. Sistematika Proposal Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Prodi FKIP PGSD Universitas Muhammadiyah Cirebon. [online]. Tersedia: http://adangsudarman.blogspot.com/2012/09/sistematika-proposal-skripsi-ptk-prodi.html
[14 Februari 2014]
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Winaputra. S Udin, dkk. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar